Jenis-jenis Paragraf Beserta Contohnya

Mempelajari jenis jenis paragraf Bahasa Indonesia membantu Anda dalam merancang sebuah karya tulis. Ya, paragraf bukan sekadar kumpulan kalimat berisi gagasan atau ide. Dengan paragraf, Anda bisa menyampaikan informasi penting, menjelaskan topik tertentu, hingga mengubah cara pandang orang-orang yang membacanya.

Definisi paragram dalam bahasa Indonesia

Sebelum mengenal jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, mari pahami dulu definisinya. Paragraf, secara garis besar, adalah penyusun yang terdiri atas sejumlah kalimat berisi ide pokok atau gagasan utama dalam karya tulis. Sementara berdasarkan Lunsford & Connor, paragraf merupakan kumpulan kalimat atau satu kalimat yang membentuk sebuah unit.

Kemudian, paragraf sering kali disebut sebagai alinea yang disusun atas satu kalimat utama berisi gagasan pokok dengan beberapa kalimat penjelas berisi gagasan penjelasan. Letak kalimat utama dan penjelas pun dapat ditempatkan di mana saja berdasarkan jenis jenis paragraf bahasa Indonesia yang ingin digunakan oleh penulis.

Unsur dan syarat paragraf bahasa Indonesia

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, paragraf dalam bahasa Indonesia mempunyai unsur yang terdiri atas:

  • Topik atau ide pokok. Topik atau ide pokok atau gagasan utama merupakan unsur terpenting. Pasalnya, unsur ini yang akan menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf yang Anda tulis. Dalam sebuah topik, penulis dapat memaparkan gagasan yang akan dikembangkan dan disampaikan kepada pembaca.
  • Kalimat utama. Dalam membangun paragraf, terdapat kalimat utama yang mengandung gagasan utama. Penulis biasanya menempatkannya secara tersirat. Selain itu, kalimat utama termasuk jenis kalimat bersifat umum, sebab nantinya ada kalimat penjelasan yang memaparkannya.
  • Kalimat pendukung. Dalam sebagian besar jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, kalimat pendukung berisi gagasan-gagasan penjelas. Fungsinya adalah mendukung maupun menguatkan gagasan utama dalam kalimat utama dengan memberikan data valid, fakta, opini, dan lain sebagainya.
  • Transisi. Untuk menghasilkan paragraf yang padu, kalimat-kalimat yang Anda susun dalam paragraf dapat ‘dijahit’ memakai konjungsi atau transisi. Ada dua jenis transisi yang dipakai: transisi intra kalimat (memakai dan, tetapi, agar) dan transisi antarkalimat (memakai oleh karena itu, namun, lagi pula).
  • Penegas. Terakhir, ada penegas yang fungsinya sendiri tak sepenting unsur lain, sebab tidak semua paragraf membutuhkan penekan. Namun, Anda dapat menempatkannya untuk menambah daya tarik paragraf yang ditulis agar pembaca tak bosan mengikuti jenis jenis paragraf bahasa Indonesia.

Selanjutnya, ada syarat-syarat yang wajib dipenuhi paragraf untuk menghasilkan tulisan yang baik, sehingga mudah dipaham pembaca. Kriteria paragraf yang ideal mencakup:

  • Kesatuan. Dalam hal ini, kesatuan atau unity berarti paragraf yang ditulis harus Anda bangun menggunakan sebuah pemikiran yang jelas. Pemikiran tersebut nantinya diuraikan dalam kalimat pokok dan sejumlah kalimat penjelas. Hubungan yang padu antara pikiran-pikitran tadi menandakan bahwa paragraf yang Anda tulis sudah memiliki kesatuan;
  • Kepaduan. Syarat selanjutnya yang harus Anda penuhi saat menulis jenis jenis paragraf bahasa Indonesia adalah kepaduan. Syarat ini dapat terbentuk dari hubungan yang kompak di antara kalimat pembentuk paragraf. Untuk menghasilkan kepaduan, Anda bisa memakai kata penghubung, kata ganti, perincian, dan urutan pikiran;
  • Kelengkapan. Tanpa syarat ini, paragraf yang Anda tulis akan terkesan ambigu atau kurang jelas bagi pembaca. Untuk membuat paragraf terkesan lengkap, isi dengan beberapa kalimat penjelas untuk menunjang kalimat utama. Jumlahnya tak perlu panjang untuk mencegah kesan bertele-tele.

Jenis-jenis paragraf dalam bahasa Indonesia

Setidaknya ada 12 jenis paragraf bahasa Indonesia yang dibagi menjadi tiga kategori. Berdasarkan sifat dan tujuan, paragraf terdiri atas tiga jenis, antara lain:

  1. Paragraf pembuka. Dalam jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, paragraf pembuka disimpan di awal sebuah wacana. Fungsinya adalah membuka atau menjadi pengantar isi kepada pembaca yang mengikuti karya tulis tersebut;
  2. Paragraf penghubung. Berikutnya ada paragraf penghubung yang letaknya berada di antara paragraf pembuka dengan penutup. Penulis biasanya menuangkan isi atau inti utama karya tulis mereka dalam karya tulis yang sedang dikembangkan;
  3. Paragraf penutup. Paragraf penutup dalam sebagian besar jenis jenis paragraf bahasa Indonesia dapat berupa kesimpulan, penekanan, pengulangan secara ringkas, maupun komentar akhir seputar karya tulis tersebut;

Contoh paragraf sesuai sifat dan tujuan:

Internet akan masuk ke kampung A besok siang. Teknologi tersebut diharapkan membantu masyarakat mengakses berbagai informasi. Bahkan mereka dapat bertukar kabar dengan sanak saudara.

Di sisi lain, sosialisasi dibutuhkan supaya masyarakat dapat menggunakan internet sesuai kebutuhan. Pasalnya, internet yang digunakan sembarangan akan mengantarkan bahaya seperti cyber criminal. Masyarakat pun dapat kecanduan kalau tak bisa mengelolanya dengan baik. Sementara sosialisasi membantu mereka memanfaatkannya agar memberi hasil positif.

Dengan kedisiplinan dan kesadaran dari masyarakat, internet akan membuat kehidupan mereka sejahtera dan setara dengan warga perkotaan.

Pada kategori berikutnya, paragraf dibagi berdasarkan posisi kalimat utama yang terdiri atas lima jenis, antara lain:

1. Paragraf deduktif

Pernyataan dalam paragraf deduktif dapat berupa penjelasan, rincian, contoh kasus, maupun bukti yang berhubungan dengan isi yang akan Anda ungkap. Kemudian, sebagai salah satu jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, paragraf deduktif singkatnya disusun dari kalimat umum yang kemudian dijabarkan melalui sejumlah kalimat khusus.

Contoh:

Para pebisnis kuliner menggunakan nama-nama unik untuk produknya. Nama-nama tersebut umumnya berhubungan dengan rasa atau kata-kata gaul yang sedang tren di pasaran. Misalnya saja Mie Merapi yang mengindikasikan kalau makanan utamanya terasa sangat pedas. Ada pula Kopi Kenangan yang mengaitkan kopi sebagai minuman yang dinikmati sambil mengenang masa lalu.

2. Paragraf induktif

Berbanding terbalik dari paragraf deduktif, kalimat utama atau gagasan pokok pada paragraf induktif ditempatkan di akhir paragraf atau induktif. Kalimat khusus dalam paragraf induktif dapat berupa penjelasan sebuah topik, contoh, bukti maupun kasus, yang lantas ditarik kesimpulannya pada bagian penutup.

Contoh:

Tak dipungkiri bila perkembangan media sosial semakin pesat selama beberapa tahun terakhir, seperti yang diperlihatkan Clubhouse. Menggunakan audio utama untuk berbagi pesan, aplikasi tersebut mendulang popularitas setelah digunakan CEO Tesla, Elon Musk. Hal ini pun semakin menguatkan bahwa audio akan menggantikan teks dalam perpesanan berbasis aplikasi.

3. Paragraf deduktif-induktif

Menggabungkan kriteria dalam paragraf induktif dan deduktif, jenis kalimat ini terbilang unik. Anda yang mengembangkan jenis jenis paragraf bahasa Indonesia dengan tipe deduktif-induktif bisa menaruh kalimat umum di awal dan akhir paragraf. Sementara di bagian tengahnya berisi kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan topik pada kalimat utama.

Contoh:

Para pebisnis kuliner menggunakan nama-nama unik untuk produknya. Nama-nama tersebut umumnya berhubungan dengan rasa atau kata-kata gaul yang sedang tren di pasaran. Misalnya saja Mie Merapi yang mengindikasikan kalau makanan utamanya terasa sangat pedas. Ada pula Kopi Kenangan yang mengaitkan kopi sebagai minuman yang dinikmati sambil mengenang masa lalu. Tren nama unik ini diprediksi akan tetap digunakan dalam beberapa tahun ke depan.

4. Paragraf ineratif

Ada pula paragraf yang menempatkan kalimat umum atau gagasan pokok di bagian tengah yang dikenal sebagai paragraf ineratif. Penulis yang menggunakan jenis paragraf ini akan membentuk paragraf dengan kalimat khusus di bagian pembuka sebelum menarik kesimpulan di bagian tengah. Kemudian, mereka akan melanjutkannya dengan kalimat khusus lain hingga ke penutup.

Contoh:

Tak dipungkiri bila perkembangan media sosial semakin pesat selama beberapa tahun terakhir, seperti yang diperlihatkan Clubhouse. Menggunakan audio utama untuk berbagi pesan, aplikasi tersebut mendulang popularitas setelah digunakan CEO Tesla, Elon Musk. Hal ini pun semakin menguatkan bahwa audio akan menggantikan teks dalam perpesanan berbasis aplikasi. Pasalnya, audio memberikan kepraktisan, terutama bagi masyarakat Indonesia yang lebih menyukai komunikasi secara oral dibandingkan lewat tulisan.

Kategori pada jenis jenis paragraf bahasa Indonesia terakhir adalah berdasarkan konten yang dituangkan. Ada lima jenis paragraf yang terdapat dalam kategori ini, antara lain:

  1. Paragraf naratif. Mengikuti namanya, jenis paragraf ini memuat konten yang berhubungan dengan wacana bersifat naratif. Narasi sendiri termasuk karya tulis yang dikembangkan sesuai kisah atau kejadian secara kronologis (berdasarkan urutan waktu);

    Contoh:

    Pelangi adalah salah seorang siswa SD berprestasi. Pencapaiannya dapat dilihat sejak dia masih duduk di bangku kelas 1 dengan menempati peringkat pertama selama dua semester berturut-turut. Enam tahun kemudian, Pelangi lulus sebagai murid teladan di sekolahnya.

  2. Paragraf deskriptif. Dalam jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, paragraf deskriptif lebih ditujukan pada konten yang berkaitan dengan pemaparan atau penggambaran terperinci, jelas, serta lengkap seputar objek tertentu.

    Contoh:

    Perempuan yang dilihat Tara di stasiun berparas menawan. Rambutnya tergerai hingga ke bahu dengan kulit kuning langsat yang terawat. Dalam balutan mantel berwarna krem, dia berdiri sambil mendengarkan musik dari ponselnya.

  3. Paragraf eksposisi. Sekilas, paragraf eksposisi dan paragraf deskripsi terkesan sama. Namun, paragraf ekposisi mempunyai tujuan atau maksud yang ingin disampaikan dan menggunakan paragraf data-data yang sifatnya valid.

    Contoh:

    Lukisan yang dipajang di museum Kota B mempunyai perpaduan warna pastel yang dinamis. Pelukisnya sendiri mengungkapkan bahwa kombinasi tersebut mewakilkan perasaan yang gembira tanpa mengabaikan kelembutannya.

  4. Paragraf argumentatif. Paragraf argumentatif, dalam jenis jenis paragraf bahasa Indonesia, adalah jenis paragraf yang berkaitan dengan opini, pendirian, gagasan, atau dalih untuk mempertahankan topik tertentu.

    Contoh:

    Saya tidak setuju dengan opini di artikel A yang mengatakan anak-anak harus dijauhkan dari smartphone. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, smartphone menjadi media yang mereka butuhkan untuk kelas virtual dan mengumpulkan tugas-tugasnya.

  5. Paragraf persuasif. Salah satu jenis jenis paragraf bahasa Indonesia ini memakai kalimat yang sifatnya membujuk atau persuasif, sehingga pembaca tak merasa dipaksa untuk mengikuti pemikiran atau opini penulis yang bersangkutan.

    Contoh:

    Ramuan tradisional tersebut mengandung bahan-bahan alami seperti jahe, lemon, kunyit, dan madu yang akan meningkatkan imunitas tubuh. Jika dikonsumsi secara berkala, kondisi kesehatan Anda pun akan jauh lebih stabil, sehingga dapat beraktivitas di tengah wabah Covid-19.

Demikian artikel seputar jenis jenis paragraf bahasa Indonesia beserta unsur dan syarat. Jangan lupa juga untuk mendampinginya dengan membaca macam-macam tulisan seperti esai, cerita pendek, novel, artikel, hingga jurnal ilimiah. Jadi, tulisan Anda akan langsung mengundang banyak pembaca.